Sabtu, 28 Januari 2012

Syiah dan Sunni, berbagai kendala untuk bersatu......... MENGAPA.?


Inilah beberapa kendala tsb :

1. Adanya kekuatan diluar Islam yang menginginkan terpecah belahnya islam  dengan memanfaatkan pertikaian yang        sebelumnya memang sudah ada. dan hal ini sangat gampang sekali dengan menelaah masa lalu pasca Rasulullah Muhammad Saw, kemudian pertikaian kecil dari Khulafaur Rasyidin, berlanjut ke perang Jamal, Shiffin dan yang paling parah adalah pada zaman dinasti umayyah yang dilanjutkan dinasti Abassiah. Dikatakan parah karena pada kedua dinasti inilah sesungguhnya terbentuk apa yg sekarang kita kenal dengan Syiah dan Sunni. Yah dizaman kedua dinasti inilah terus menerus dibantainya  ahlulbayt dan para pengikutnya dengan cara-cara biadab.

2. Adanya dendam lama antara kabilah lain dengan bani Hasyim yang penyebabnya adalah tewasnya banyak jagoan-jagoan kafir ketika bertempur dengan pahlawan-pahlawan islam (terutama Sayd. Ali binAbu Thalib yang kemungkinan besar paling menyebabkan dendamnya kaum kafir ketika itu dan keturunannya dikemudian hari). Hal ini dapat diketahui dengan tidak adanya para sahabat muhajirin yang protes kepada Abubakar as-Shiddiq ketika terjadinya pertemuan dibalai banu Sai'dah (Umar al-Khattab meminta para sahabat untuk membaiat Abubakar) padahal mereka (para sahabat tsb) mendengar dengan jelas hadis tsaqalain di ghadir khum.
Hal ini juga ditulis oleh Prof.DR.Ali Ahmad as-Salus dalam bukunya edisi bahasa Indonesia " Ensiklopedia Sunnah - Syiah " terbitan Pustaka Al-Kautsar, Cetakan II hal 43 Pasal Imamah menurut Zaidiyah.." Sebab pada masa itu sarat dengan peperangan kehidupan, yang masih sangat tertanam kuat dalam ingatan orang-orang Quraisy. Terbunuhnya orang kafir Quraisy melalui pedang Ali bin Abi Thalib, hingga timbul dari hati mereka keinginan balas dendam kepadanya. Mereka tidak sepenuh hati condong kepada Ali dan tidak sepenuhnya tunduk kepada pemerintahannya".

3. Taqlid buta pada mazhab yang menjadi paham nenek moyangnya, enggan mempelajari mazhab yang lain, hal ini dapat dilihat dengan hampir seluruhnya muslim di Indonesia adalah bermazhab Syafi'i, mazhab bawaan dari dahulu kala, turun temurun. Walaupun demikian adanya kita harus banyak bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih pada Habib-Habib Alawiyyin yang telah menyebarkan agama islam di-Indonesia (Wali Songo juga termasuk kedalam silsilah Alawiyyin). Coba kita bayangkan jika seandainya kita terlahir (naudzu billahi min dzalik) sebagai nasrani atau Hindu atau Budha atau Atheis,  akankah kita dikaruniai keinginan  mempelajari agama Islam..? atau apakah kita akan mendapat hiayah dari Allh SWT untuk beralih kepercayaan...?

Untuk itulah ada baiknya jamaah ahlus sunnah mempelajari ajaran syiah dari sumber-sumber kompeten dan begitu juga sebaliknya.